Efesus 1 : 7
Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
Manusia adalah mahkluk sosial, artinya tidak dapat hidup sendiri tanpa memiliki hubungan dengan orang lain. Itu berarti seseorang akan menikmati dan menjalani kehidupannya sebagai manusia yang wajar jika ia memiliki hubungan dengan orang lain. Inilah yang membedakan antar manusia dengan mahkluk hidup yang lain.
Untuk itu dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tidak benar bagi seorang umat Allah berpandangan bahwa Ia dapat menjalani semuanya sendirian. Karena kita tidak hidup sendirian, dan memang tidak mungkin bagi kita untuk hidup sendirian. Dengan demikian kita memang diwajibkan untuk dapat berhubugan dan menjalin kekeluargan dengan orang-orang disekitar kita. Tentu didalam suatu hubungan kekeluargaan kasih sangat diperlukan dan sebaiknya ada didalamnya.
Hidup mengasihi orang lain adalah ciri khas umat Allah. Perintah Allah yang utama adalah saling mengasihi, bukan semata-mata untuk menegaskan bahwa manusia itu adalah mahkluk sosial, tetapi karena Allah adalah kasih itu sendiri. Agar dapat saling mengasihi secara baik dan benar, Yesus meminta umat-Nya untuk senantiasa mendasarkan diri pada hubungan yang erat dengan Allah.Sebab Allah sendiri melalui Yesus Kristus yang telah mengasihi umatnya dengan memberikan nyawanya.
Mereka yang melakukan perintah ini, Yesus menyebutnya sebagai sahabat-Nya yang menunjukkan adanya keakraban, di antara Allah dan umat-Nya. Dalam keadaan seperti ini, umat Tuhan akan lebih memahami apa kehendak Tuhan dalam kehidupan mereka. Bukan hanya itu, menjadi sahabat Allah juga akan membuat kita memiliki hubungan yang lebih khusus dengan Allah. Tentu dengan hubungan khusus tersebut kita juga akan lebih mengerti dengan perintah-Nya.
Dengan hidup saling mengasihi, umat Allah dapat menjalankan berbagai tugas panggilannya dengan baik dan 'menghasilkan buah' bagi kemuliaan Allah dan kebahagian kehidupannya. Jemaat sebagai umat Allah, mesti menempatkan hal saling mengasihi sebagai ciri khusus kehidupan. Jikalau tidak, maka sebenarnya kita sedang merusak ajaran Tughan itu sendiri. Bukankah banyak orang yang hanya berbicara tentang kasih namun tidak melakukannya.
Apa lagi di era modern ini, kasih sangat langka untuk dijumpai. Semua manusia lebih mementingkan kepentingan mereka sendiri ketimbang kepentingan orang lain. Mereka mulai membatasi diri dan mulai beripikir individualisme. Bahkan didalam keluarga kasih sudah sangat jarang terlihat. Manusia cenderung lebih asik untuk melihat kelayar smartphone daripada melihat keadaan disekitarnya. Manusia sudah terbiasa dengan itu semua, bahkan yang lebih parah lagi, manusia merasa malu jika mereka harus mengasihi sesamanya. Untuk itu tidak heran apabila banyak orang yang lebih menjauh ketika melihar orang lain menderita
Perlu kita ketahui, bahwa kita hidup untuk mengasihi, namun pada hakikatnya karena kasihlah kita hidup. Kasih yang dimaksud adalah kasih Allah melalui Yesus yang telah menghidupkan kita dari kematian rohani yang telah ada sejak manusia memakan buah terlarang. Ketika kita berusaha untuk memahami dan mengerti apa yang disampaikan Paulus tentang hidup dalam Kasih, disini, tentu lebih mudah dari melaksanakannya.
Sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, kita harus hidup dalam kasih. Mengapa? Karena kita terlebih dahulu telah menerima kasih dari Bapa, untuk itu kasih yang kita terima harus pula kita berikan kepada orang-orang disekitar kita. Seperti Allah yang telah memberi begitu juga kita harus memberi, karena kasih telah menghidupi kita dan kita hidup karena kasih
0 comments